Nama : St. Ulfa Fauzia P.E.I
2010730162
Cavum Nasi
Pintu masuk cavum nasi disebut nares anteriores atau nosetril sedangkan batas antara cavum nasi dan nasopharynx adalah choana (nares posteriores).
Dasar cavum nasi dibentuk oleh os maxilla dan os palatinum sedangkan atapnya merupakan celah sempit yang dibentuk oleh sebagian os frontale dan os sphenoidale. Membrana mukosa olfactorius, pada bagian atap dan bagian cavum nasi yang berdekatan, mengandung sel saraf khusus yang mendeteksi bau yaitu nervus olfactorius. N. olfactorius ini melewati lamina cribrosa os frontale dan ke dalam bulbus olfactorius nervus cranialis I.
Cavitas nasi yang dilapisi membran mukosa kecuali vestibulum nasi yang dilapisi oleh kulit. Bagian dua pertiga inferior membran mukosa hidung termasuk area respiratoria, dan bagian sepertiga superior mukosa hidung adalah area olfactoria. Udara yang melewati area respiratoria
Akan dihangatkan dan dilembabkan sebelum memasuki saluran napas yang lebih lanjut ke paru-paru. Area respiratoria berisi organum olfactorium perifer, dengan mendengus udara tersedot ke daerah ini.
Cavum nasi mempunyai fungsi agar tetap menyediakan saluran aliran udara walaupun mulut terisi oleh makanan. Di dalam cavum nasi ini, udara akan dibersihkan. Vestibulum yang dilapisi silia akan menangkap partikel-partikel besar yang terkandung dalam udara. Septum nasi dan concha nasalis berperan untuk memperluas permukaan dari cavum nasi dan membuat aliran udara di dalamnya turbulen yang makin meningkatkan kontak udara dengan membran mukosa yang melapisinya.membran mukosa ini dilapisi epitel kolumner berlapis bersilia dan sel goblet yang menghasilkan sekresi mukus. Mukus ini akan menjebak partikel debris dan menyapunya ke pharynx, dimana kemudian akan dieliminasi di sistem digestivus.
Cavum nasi juga berfungsi sebagai penghangat udara. Kelembaban didapat dari epithelium mukosa dan kelebihan air mata yang dialirkan ke cavum nasi melalui ductus lacrimalis manambah kelembaban udara sendiri. Udara yang hangat akan mencegah kerusakan saluran pernapasan dibanding udara yang dingin.
Epitel olfactorius sendiri merupakan organ sensorik sebagai penghidu dan terletak pada bagian paling superior dari cavum nasi. Cavum nasi dan sinus-sinus paranasal juga turut berperan sebagai ruang resonansi saat berbicara.
Epitel olfactorius sendiri merupakan organ sensorik sebagai penghidu dan terletak pada bagian paling superior dari cavum nasi. Cavum nasi dan sinus-sinus paranasal juga turut berperan sebagai ruang resonansi saat berbicara.
Atap cavitas nasi berbentuk lengkung dan sempit kecuali pada ujungnya disebelah posterior, disini dapat dibedakan 3 bagian(frontonasal, etmoidial dan stefnoidal) yang dinamakan sesuai dengan nama tulang pembatasnya.
Dasar cavitas nasi yang lebih luas daripada atapnya dibentuk oleh procesus palatinus maxillae dan lamina horizontalis ossis palatini.
Dinding medial cavitas nasi dibentuk oleh septum nasi . dinding lateral cavitas nasi berwujud tidak rata karena adanya tiga tonjolan yang berbentuk gulungan yakni concha nasalis. Concha nasalis superior, concha nasalis media, concha nasalis inferior membagi cavitas nasi menjadi empat lorong: meatus nasalis superior, meatus naslis medianus, meatus nasalis inferior dan hiatus semiulnaris.
Vaskularisasi dan persyarafan
Perdarahan dinding medial dan lateral cavitas nasi terjadi melalui cabang arteria sphenopalatina, arteria etmoidalis posterior dan arteria paltina labialis superior, rami lateralis arteriae facialis. Plexus venous menyalurkan darah kembali ke dalam vena spenopaltina, vena facialis, dan vena optahlmica. Persyarafan dua pertiga bagian inferior membran mukosa hidung terutama terjadi melalui nervus nasopaltinus, cabang nervus cranialis. Bagian anterior dipersyarafi oleh nervus ethmoidalis anterior cabang nervus nasociliaris yang merupakan cabang nervus cranialis V1. Dinding lateral cavitas nasi memperoleh persyarafan melalui rami nasles nervi maxilaris, nervus paltinus major dan nervus ethmoidalis anterior.
Sinus paranasales adalah perluasan bagian respiratorik cavitas nasi yang berisi udara, ke dalam ossa cranii berikut : os. Frontale , os. Spenoidale dan maxilla.
Sinus frontalis
a. Muara : meatus nasi media
b. Inervasi : nervus supraorbital
c. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis anterior
2. Sinus maxillaris
a. Muara : meatus nasi media
b. Inervasi : nervus infraorbital
c. Vaskularisasi : arteri infraorbital
3. Cellulae ethmoidalis
a. Muara :
- Cellulae ethmoidalis anterior dan media : meatus nasi media
- Cellulae ethmoidalis posterior : meatus nasi superior
b. Inervasi : nervus ethmoidalis anterior et posterior
c. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis anterior
4. Sinus sphenoidalis
a. Muara : recessus sphenoethmoidalis
b. Inervasi : nervus ethmoidalis posterior
c. Vaskularisasi : arteri ethmoidalis posterior
Moore, keith l, Anne , et al. 2002. Anatomi klinis dasar. Jakarta : Hipokrates.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar